Jumat, 07 Januari 2011

Adab Berbicara

ADAB BERBICARA
1. Semua pembicaraan harus kebaikan, (QS
4/114, dan QS 23/3), dalam hadits nabi SAW
disebutkan:
“Barangsiapa yang beriman pada ALLAH
dan hari akhir maka hendaklah berkata
baik atau lebih baik diam. ” (HR Bukhari
Muslim)
2. Berbicara harus jelas dan benar,
sebagaimana dalam hadits Aisyah ra:
“Bahwasanya perkataan rasuluLLAH SAW
itu selalu jelas sehingga bias difahami
oleh semua yang mendengar. ” (HR Abu
Daud)
3. Seimbang dan menjauhi bertele-tele,
berdasarkan sabda nabi SAW:
“Sesungguhnya orang yang paling aku
benci dan paling jauh dariku nanti di
hari Kiamat ialah orang yang banyak
omong dan berlagak dalam berbicara.”
Maka dikatakan: Wahai rasuluLLAH kami
telah mengetahui arti ats-tsartsarun dan
mutasyaddiqun, lalu apa makna al-
mutafayhiqun? Maka jawab nabi SAW:
“ Orang2 yang sombong.” (HR Tirmidzi
dan dihasankannya)
4. Menghindari banyak berbicara, karena
kuatir membosankan yang mendengar,
sebagaimana dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Wa ’il:
Adalah Ibnu Mas’ud ra senantiasa
mengajari kami setiap hari Kamis, maka
berkata seorang lelaki: Wahai abu
AbduRRAHMAN (gelar Ibnu Mas ’ud)!
Seandainya anda mau mengajari kami
setiap hari? Maka jawab Ibnu Mas ’ud :
Sesungguhnya tidak ada yang
menghalangiku memenuhi
keinginanmu, hanya aku kuatir
membosankan kalian, karena akupun
pernah meminta yang demikian pada
nabi SAW dan beliau menjawab kuatir
membosankan kami (HR Muttafaq ‘alaih)
5. Mengulangi kata-kata yang penting jika
dibutuhkan, dari Anas ra bahwa adalah nabi
SAW jika berbicara maka beliau SAW
mengulanginya 3 kali sehingga semua yang
mendengarkannya menjadi faham, dan
apabila beliau SAW mendatangi rumah
seseorang maka beliau SAW pun
mengucapkan salam 3 kali. (HR Bukhari)
6. Menghindari mengucapkan yang bathil,
berdasarkan hadits nabi SAW:
“Sesungguhnya seorang hamba
mengucapkan satu kata yang diridhai
ALLAH SWT yang ia tidak mengira yang
akan mendapatkan demikian sehingga
dicatat oleh ALLAH SWT keridhoan-NYA
bagi orang tersebut sampai nanti hari
Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan
satu kata yang dimurkai ALLAH SWT yang
tidak dikiranya akan demikian, maka
ALLAH SWT mencatatnya yang demikian
itu sampai hari Kiamat. ” (HR Tirmidzi dan
ia berkata hadits hasan shahih; juga
diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
7. Menjauhi perdebatan sengit, berdasarkan
hadits nabi SAW:
“Tidaklah sesat suatu kaum setelah
mendapatkan hidayah untuk mereka,
melainkan karena terlalu banyak
berdebat. ” (HR Ahmad dan Tirmidzi)
Dan dalam hadits lain disebutkan sabda nabi
SAW:
“Aku jamin rumah didasar surga bagi
yang menghindari berdebat sekalipun ia
benar, dan aku jamin rumah ditengah
surga bagi yang menghindari dusta
walaupun dalam bercanda, dan aku
jamin rumah di puncak surga bagi yang
baik akhlaqnya. ” (HR Abu Daud)
8. Menjauhi kata-kata keji, mencela,
melaknat, berdasarkan hadits nabi SAW:
“Bukanlah seorang mu’min jika suka
mencela, mela’nat dan berkata-kata
keji.” (HR Tirmidzi dengan sanad shahih)
9. Menghindari banyak canda, berdasarkan
hadits nabi SAW:
“Sesungguhnya seburuk-buruk orang
disisi ALLAH SWT di hari Kiamat kelak
ialah orang yang suka membuat
manusia tertawa. ” (HR Bukhari)
10. Menghindari menceritakan aib orang
dan saling memanggil dengan gelar yang
buruk, berdasarkan QS 49/11, juga dalam
hadits nabi SAW:
“Jika seorang menceritakan suatu hal
padamu lalu ia pergi, maka ceritanya itu
menjadi amanah bagimu untuk
menjaganya. ” (HR Abu Daud dan
Tirmidzi dan ia menghasankannya)
11. Menghindari dusta, berdasarkan hadits
nabi SAW:
“Tanda-tanda munafik itu ada 3, jika ia
bicara berdusta, jika ia berjanji
mengingkari dan jika diberi amanah ia
khianat. ” (HR Bukhari)
12. Menghindari ghibah dan mengadu
domba, berdasarkan hadits nabi SAW:
“Janganlah kalian saling mendengki, dan
janganlah kalian saling membenci, dan
janganlah kalian saling berkata-kata keji,
dan janganlah kalian saling
menghindari, dan janganlah kalian
saling meng-ghibbah satu dengan yang
lain, dan jadilah hamba-hamba ALLAH
yang bersaudara.” (HR Muttafaq ‘alaih)
13. Berhati-hati dan adil dalam memuji,
berdasarkan hadits nabi SAW dari
AbduRRAHMAN bin abi Bakrah dari
bapaknya berkata:
Ada seorang yang memuji orang lain di
depan orang tersebut, maka kata nabi
SAW: “Celaka kamu, kamu telah
mencelakakan saudaramu! Kamu telah
mencelakakan saudaramu !” (2 kali), lalu
kata beliau SAW: “Jika ada seseorang
ingin memuji orang lain di depannya
maka katakanlah: Cukuplah si fulan,
semoga ALLAH mencukupkannya, kami
tidak mensucikan seorangpun disisi
ALLAH, lalu barulah katakan sesuai
kenyataannya. ” (HR Muttafaq ‘alaih dan
ini adalah lafzh Muslim)
Dan dari Mujahid dari Abu Ma’mar
berkata: Berdiri seseorang memuji
seorang pejabat di depan Miqdad bin
Aswad secara berlebih-lebihan, maka
Miqdad mengambil pasir dan
menaburkannya di wajah orang itu, lalu
berkata: Nabi SAW memerintahkan kami
untuk menaburkan pasir di wajah orang
yang gemar memuji. (HR Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar